Arti Gencatan Senjata Israel-Hamas dan Kondisi Terkini Gaza Palestina


Kompas.com - 21/05/2021, 15:30 WIB 


 

Israel dan Hamas menyepakati keputusan gencatan senjata. Dikutip dari AP News, Jumat (21/5/2021) gencatan senjata disepakati kedua belah pihak pada Kamis (20/5/2021). Kesepakatan ini setidaknya menjadi kabar baik bagi masyarakat sipil kedua negara setelah 11 hari aksi saling serang berlangsung dan korban jiwa berjatuhan di kedua pihak. Namun, apa sesungguhnya arti gencatan senjata ini? Baca juga: Gencatan Senjata Israel-Hamas Tercapai, Menlu AS Segera Kunjungi Timur Tengah Arti gencatan senjata Dalam bahasa Inggris, gencatan senjata adalah ceasefire. Dikutip dari CNN (25/6/2010), ceasefire berasal dari 2 kata yakni "cease" dan "fire". Secata harfiah, "cease" berarti berhenti dan "fire" berarti api. Terima kasih telah membaca Kompas.com. 

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Dalam konteks gencatan senjata, kata "fire" dimaknai sebagai penembakan senjata api. Jadi, ceasefire atau gencatan senjata adalah kebijakan di mana pihak yang berkonflik sepakat berhenti menembakkan atau meluncurkan senjata-senjata api. Ketika kesepakatan ini diambil, itu berarti pihak-pihak yang berkonflik tidak dibenarkan meluncurkan serangan alias menghentikan pertempuran yang sebelumnya terjadi. Namun, terkadang kesepakatan untuk gencatan senjata hanya berlaku untuk sementara waktu maupun permanen. Jika sementara waktu, kemungkinan konflik masih akan kembali terjadi di waktu yang akan datang. Meski menghentikan pertempuran, kebijakan ini belum tentu berarti perdamaian atau berakhirnya peperangan. Gencatan senjata bisa jadi diambil dengan alasan kedua belah pihak ingin bernegosiasi kesepakatan apa yang ingin mereka capai. Bisa juga keduanya melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral dalam negosiasi tersebut. Selain itu, gencatan senjata juga bisa jadi menjadi taktik atau tipu muslihat satu pihak untuk melakukan tindakan yang lebih masif di waktu selanjutnya. Baca juga: Menilik Perbandingan Iron Dome Israel dengan Roket Hamas Kondisi terkini di Gaza Pasca keputusan gencatan senjata disetujui kedua belah pihak, situasi di kedua negara nampak jauh lebih tenang tanpa adanya asap-asap roket yang jatuh dan membumihanguskan apa yang ada di bawahnya. Masyarakat pun nampak bergembira, setidaknya saat ini tidak ada serangan yang mengancam keselamatan jiwa mereka. Berdasarkan laporan Reuters, (21/5/2021), masyarakat di jalur Gaza turun ke jalan pada Jumat dini hari atau pukul 02.00 waktu setempat, merayakan gencatan senjata ini dengan meneriakkan sanjungandan rasa syukur kepada Tuhan. "Allahu akbar, Alhamdulillah!," seru mereka. Mobil-mobil memenuhi jalanan Gaza dan mereka beramai-ramai membunyikan klakson. Ada pula yang mengibarkan bendera negara dari jendela rumah. Ini menjadi satu titik yang mereka anggap sebagai kemenangan dalam melawan serangan militer Israel yang memiliki kekuatan jauh di atas militer Hamas. Namun, kerusakan banyak bangunan dan infrastruktur dapat dengan mudah ditemui di sudut-sudut kota. Hal ini semakin memperparah kondisi pembangunan Palestina, yang selama ini tidak mudah dalam hal perekonomian di bawah tekanan pendudukan Israel. Baca juga: #VisitIsrael Bergaung, Warganet Sindir Kekejaman Israel ke Palestina Sejarah konflik Israel-Palestina Melansir Independent, (20/5/2021), konflik antara Israel dan Palestina muncul sejak ratusan tahun yang lalu, jauh sebelum negara Israel didirikan pada Mei 1948. Tepatnya, konflik itu berawal tahun 1799, ketika Napoleon Bonaparte mengusulkan tanah Palestina sebagai Tanah Air orang Yahudi. Inggris tidak bisa dilepaskan perannya, karena negara itu lah yang meletakkan dasar nyata keberadaan satu negara Yahudi di Palestina. Berdasarkan alur konflik Palestina-Israel yang disajikan Aljzeera, pada tahun 1947-1949, 80 tanah Palestina dirampas oleh Zionis (Israel) dan lebih dari 80 persen masyarakatnya diusir. Setidaknya ada 150.000 warga Palestina yang tetap tinggal di wilayah Israel hingga akhirnya diberi status kewarganegaraan dan tunduk lasa aturan militer hingga 1966. Kemudian, pada 1967 wilayah tepi barat dan Jalur Gaza ditaklukkan Israel. Negara modern ini pun memulai kendali militernya atas orang-orang Palestina yang tinggal di Wilayah Pendudukan Palestina. Lalu pada 1968-1992 Israel berhasil menduduki sisa wilayah Palestina yang memiliki nilai historis tinggi. Mereka membangun pemukiman di tepi barat dan Jalur Gaza dan diizinkan membawa senjata di bawah perlindungan tentara Israel. Hingga sekarang, salah satu konflik paling panjang dan kontroversial di dunia ini terus berlangsung. Kelompok Zionis Yahudi dengan kelompok Nasionalis Palestina mengklaim wilayah yang sama. Zionis mencoba merebut kawasan tepi barat dan Jalur Gaza dari Palestina, sementara Palestina berupaya sekuat tenaga untuk mempertahannkannya. Masing-masing kelompok ini berseteru dengan dukungan yang datang dari negara-negara lain yang ada di pihaknya.


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Arti Gencatan Senjata Israel-Hamas dan Kondisi Terkini Gaza Palestina", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/21/153000165/arti-gencatan-senjata-israel-hamas-dan-kondisi-terkini-gaza-palestina?page=all.
Penulis : Luthfia Ayu Azanella
Editor : Rendika Ferri Kurniawan



Mengenal Varian 'Triple Mutation', Menghantui India di Tengah Tsunami COVID-19

Selasa, 27 Apr 2021 07:30 WIB

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth



Corona di India. (Foto: AP Photo)

Jakarta - 

Baru lagi, India kini mengidentifikasi varian Corona baru dengan tiga mutasi atau 'triple mutation'. Para pakar setempat meyakini Corona India yang dinamakan B1618 ini bisa lolos dari pendeteksian tes Corona melalui PCR.

Jika benar demikian, tentu saja hal ini memicu kondisi semakin tak terkendali saat kasus baru COVID-19 di India terus mencetak rekor dunia per harinya. Dikutip dari Jagran English, varian Corona India B1618 ini rupanya turunan dari varian Corona B1617 yang belakangan dikhawatirkan.